Potensi Antiinflamasi Ekstrak Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum L.) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Authors

  • La Sahrangi
  • Welinda Dyah Ayu
  • Muhammad Amir Masruhim

DOI:

https://doi.org/10.25026/mpc.v3i2.119

Keywords:

ekstrak daun kirinyuh, natrium diklofenak, antiinflamasi

Abstract

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan. Obat modern yang biasa digunakan sebagai antiinflamasi adalah obat golongan AINS (Antiinflamasi Non Steroid), akan tetapi obat golongan ini mempunyai efek samping yang merugikan. Salah satu tumbuhan obat yang digunakan secara empirik untuk pengobatan tradisional adalah tumbuhan kirinyuh (Euphatorium odoratum L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti potensi antiinflamasi ekstrak daun kirinyuh menggunakan metode induksi karagenan pada tikus putih. Untuk pengukuran aktivitas antiinflamasi, digunakan 5 kelompok perlakuan yang berbeda. Kontrol negatif diberikan Na-CMC 1%, esktrak daun kirinyuh diberikan dengan dosis 25 mg/kgBB, dosis 50 mg/kg BB, 75 mg/kgBB, dan kontrol positif diberikan natrium diklofenak. Hasil analisis data pengujian menunjukkan bahwa ketiga dosis uji memiliki aktivitas yang berpengaruh signifikan (p < 0,05) terhadap kontrol negatif. Ekstrak daun kirinyuh memiliki potensi sebagai antiinflamasi dengan dosis efektif  sebesar 25 mg/kgBB dibandingkan dengan kontrol positif.

References

1. Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.A. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Widya Medika.

2. Price, S.A. and Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

3. Katzung, Bertram G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi IV. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4. Gunawan, D., dan Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta : Penebar Swadaya.

5. Revi, Yenti., Ria, Afrianti., dan Linda, Afriani. 2011. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum. L) untuk Penyembuhan Luka. Majalah Kesehatan Pharma Medika. Vol 3, No 1. Hal 227-230.

6. Vital, P.G., and W.L, Rivera, 2009. Antimicrobacterial activity and citoxicity of Chromolaena odorata (L.f) King and Robinson and Uncaria perrottetii (A. rich) Merr. Extracts. Journal of Medicinal Plant Research. Vol. 3 No. 7.

7. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : Penerbit ITB.

8. BPOM RI. 2005. Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting Dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Jakarta : BPOM Republik Indonesia.

9. Sihombing, C.N., Nasrul W., dan Taofik R., 2008, Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan Basis Aqupec 505 HV. Universitas Padjajaran. Bandung.

10. Manjang, Y. 2006. Penelitian Kimia Bahan Alam Untuk Pelestarian dan Pengembangan Tumbuhan Melalui Tanaman Agrowisata. Padang : Dirjen Dikti Depdiknas.

Downloads

Published

2016-04-26

How to Cite

Sahrangi, L., Ayu, W. D., & Masruhim, M. A. (2016). Potensi Antiinflamasi Ekstrak Daun Kirinyuh (Euphatorium odoratum L.) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus). Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 3(2), 265–269. https://doi.org/10.25026/mpc.v3i2.119

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 4 5 > >>