Karakteristik dan Pola Pengobatan Diuretik Pada Pasien Asites Di Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda Tahun Periode Januari-Desember 2015

Authors

  • Beria Kundharindi
  • Arsyik Ibrahim
  • Welinda Dyah Ayu

DOI:

https://doi.org/10.25026/mpc.v3i1.62

Keywords:

sirosis hati, spironolakton, furosemid

Abstract

Asites adalah akumulasi cairan di dalam rongga peritoneum yang merupakan salah satu komplikasi penting pada pasien sirosis hati. Penelitian ini meliputi karakteristik pasien (jenis kelamin, umur dan pekerjaan) serta pola pengobatan diuretik. Metode yang digunakan ialah retrospektif dengan teknik pengambilan data secara purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 19 kasus. Hasil penelitian menunjukkan 15 kasus (79%) pasien asites berjenis kelamin laki-laki sedangkan 4 kasus (21%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan umur diperoleh 2 kasus (10,5%) umur <40 tahun, 4 kasus (21%) umur 40-49 tahun, 11 kasus (58%) umur 50-59 tahun dan 2 kasus (10,5%) umur >60 tahun. Berdasarkan jenis pekerjaan diperoleh 9 kasus (47%) pegawai swasta, 3 kasus (16%) PNS, 3 kasus ibu rumah tangga, 2 kasus (11%) pengganguran, 1 kasus (5%) wiraswasta, 1 kasus (5%) petani. Pola pengobatan pada pasien asites berdasarkan standar European Association or the Study of the Liver diperoleh 9% kesesuaian penggunaan spironolakton dan 100% ketidaksesuaian penggunaan kombinasi spironolakton dan furosemid.

References

1. Aberg, Judith, A., etc. 2007. Drug Information Handbook ed 17. Lexi-comp. Hudson.

2. Akil, A. M. 2012.Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. CV Sagung Seto. Jakarta.

3. Baig, Saeeda. 2009. Gender Disparity in Infections of Hepatitis B Virus. Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan, 19 (9): 598-600.

4. Emiliana, W. 2013. Sirosis Hepatis Child Pugh Class Dengan Komplikasi asites grade III dan Hiponatremi: Medula, 1(5): 51-57.

5. European Association for the Study of the Liver. 2010.EASL clinical practice guidelines on the management of ascites, spontaneous bacterial peritonitis, and hepatorenal syndrome in cirrhosis.Journal of Hepatology 2010 vol. 53. Hal : 397-417.

6. Mann, Robert E., Smart, Reginald G dan Govoni, Richard. 2004. The Epidemiology of Alcoholic Liver Disease. National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, 27(3); 209-219.

7. Obot, Isidore S. dan Room, Robin. 2005. Alcohol, Gender and Drinking Problems Perspectives from Low and Middle Income Countries. World Health Organization Press. Geneva.

8. Schulte, Marya T., Ramo, Danielle., dan Brown, Sandra A. 2009. Gender Differences in Factors Influencing Alcohol Use and Drinking Progression Among Adolescents. Clin Psychol Rev, 29(6): 535–547.

9. Suhardi. 2011. Preferensi Peminum alcohol Di Indonesia Menurut Riskesdas 2007. Bul. Penelit. Kesehat, 39(4): 154 – 164.

10. Taseneem, H., Shahbaz, H. dan Sherazi, B, A. 2015. Pharmacoepidemiology of ascites and associated complications in hospitalized patients: descriptive observational study. International Current Pharmaceutical Journal, 4(2): 343-346.

Downloads

Published

2016-04-25

How to Cite

Kundharindi, B., Ibrahim, A., & Ayu, W. D. (2016). Karakteristik dan Pola Pengobatan Diuretik Pada Pasien Asites Di Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda Tahun Periode Januari-Desember 2015. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 3(1), 15–21. https://doi.org/10.25026/mpc.v3i1.62