Cost Minimalization Analysis (CMA) dan Cost Efectivness Analysis (CEA) Antibiotika Profilaksis dan Paska Bedah Sesar Terindikasi di Salah Satu Rumah Sakit Samarinda

Authors

  • Arniah Arniah
  • Nurul Annisa Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
  • Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian "Farmaka Tropis", Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia http://orcid.org/0000-0002-1087-1112

DOI:

https://doi.org/10.25026/mpc.v5i1.218

Keywords:

Cost Minimization Analysis (CMA), Cost Effectivness Analysis (CEA), pharmacoeconomic

Abstract

Bedah sesar adalah melahirkan janin melalui pembedahan di abdomen dan uterus. Komplikasi bedah sesar dapat terjadi sekitar 30-85%, hal ini menyebabkan peningkatan penggunaan antibiotik yang bervariasi dengan biaya yang bervariasi pula sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui antibiotik profilaksis dan paska bedah dengan biaya yang lebih minimal serta mengetahui antibiotik profilaksis dengan efektivitas yang lebih baik pada kasus bedah sesar. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif dengan teknik populasi sampling pada pasien bedah sesar terindikasi di salah satu rumah sakit di Samarinda periode Juni 2015-Juni 2016. Data dianalisis menggunakan metode evaluasi ekonomi Cost Minimalization Analysis (CMA) dan Cost Effectivness Analysis (CEA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotika profikasis yang paling banyak digunakan adalah seftriakson (166 kali) dan seftazidim (36 kali). Antibiotika paska bedah yang paling banyak digunakan adalah sefadroksil (117 kali) dan siprofloksasin (66 kali). Hasil analisis menunjukkan bahwa total biaya perawatan pasien dengan antibiotik profilaksis seftriakson adalah sebesar 9.179.784,- dan seftazidim adalah 9.105.537,- sedangkan antibiotik paska bedah sefadroksil sebesar 9.542.964,- dan siprofloksasin sebesar 8.843.990,-. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotika profilaksis seftazidim lebih efisien dibandingkan seftrikson. Sedangkan untuk antibiotika paska bedah siprofloksasin lebih efisien dibandingkan sefadroksil berdasarkan metode evaluasi ekonomi CMA. Antibiotik profilaksis pada kasus bedah sesar yang lebih efektif adalah seftazidim daripada seftiakson berdasarkan metode evaluasi ekonomi CEA.

References

Abdullah. 2016. Analisis Minimalisasi Biaya Penggunaan Antibiotik Meropenem dan Ceftazidime pada Terapi Febrile Neutropenia

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran Sebuah Pengantar. EGC. Jakarta.

Donowati, Maria Wisnu. 2005. Evaluasi Kerasionalan dan Analisis Farmakoekonomi Peresepan Antibiotik pada Pasien Bedah Sesar di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

Iwan, D., 1995, Penggunaan Antibiotik Rasional. Laboratorium Farmakologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mills, A., and Gilson, L. 1990. Ekonomi Kesehatan untuk Negara Sedang Berkembang Sebuah Pengantar. Diterjemahkan oleh Unit Analisa Kebijaksanaan dan Ekonomi Kesehatan. Biro Perencanaan Departemen Kesehatan, Jakarta.

Porreco, RP., and Thorp, JA., 1996, The Cesarean Birth Epidemic : Trends, Causes, And Solution, Am. J. Obstet Gynecol , 175 , 369-74.

Menkes RI. 2013. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta.

Tjiptoherijanto P., dan Soesetyo, B. 1994. Ekonomi Kesehatan. Penerbit Renika Cipta. Jakarta.

Downloads

Published

2017-05-03

How to Cite

Arniah, A., Annisa, N., & Rijai, L. (2017). Cost Minimalization Analysis (CMA) dan Cost Efectivness Analysis (CEA) Antibiotika Profilaksis dan Paska Bedah Sesar Terindikasi di Salah Satu Rumah Sakit Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 5(1), 29–37. https://doi.org/10.25026/mpc.v5i1.218

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>